Kamis, 23 April 2015

PANORAMA PURA TANAH LOT DAN KEINDAHAN WISATANYA




Keberadaan Pura di Pulau Dewata Bali dengan arsitektur yang sangat khas dan lokasinya ditempat yang tidak biasa, menjadikan pura memiliki daya tarik untuk wisatawan kunjungi saat liburan ke Bali. Salah satu Pura di Bali yang sudah sangat terkenal sampai ke mancanegara adalah Pura Tanah Lot, Tabanan. Mungkin sebagian dari kalian pasti sudah pernah mendengar atau berkunjung ke objek wisata Pura Tanah Lot. Keindahan Sunset Tanah Lot Bali di sore hari, menjadi daya tarik utama wisatawan berlibur ke tempat wisata Tanah Lot Bali. Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang, dengan deburan ombak pantai yang menerpa karang dan juga beberapa goa kecil yang didalamnya dihuni beberapa ular berwarna belang putih hitam. Ular belang putih hitam ini bagi masyarakat lokal disebut sebagai ular suci Tanah Lot Bali.
Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali. Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok – pelosok desa yang ada di pulau Bali. Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali, maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan. Pada saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu. Bendesa Beraban Sakti, menganut aliran monotheisme. Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi diatas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan. Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya. Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dang Hyang Nirartha memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batukarang yang berada di tengah lautan. Semenjak peristiwa itu Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang dimiliki Dang Hyang Nirartha dengan menjadi pengikutnya untuk memeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat. Dikisahkan di sejarah Tanah Lot, sebelum meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman. Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk sangat meningkat pesat dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup dengan saling menghormati.

Banyaknya turis yang berdatangan ke Bali tidak hanya membawa berkah bagi perekonomian Pulau Dewata tetapi sekaligus masalah sampah. Bali punya model untuk mengatasi masalah tersebut. Bali dikenal sebagai daerah tujuan wisata (DTW), yang menjadi surga bagi para turis domestik maupun mancanegara. Salah satu DTW primadona kunjungan turis adalah Tanah Lot, Tabanan. Setiap hari, 7.000-8.000 wisatawan mengunjungi objek wisata yang  terkenal dengan pemandangan eksotis laut bertepian datar dan berbukit dengan sosok pura yang agak menjorok ke sisi laut. Pada musim liburan, jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai lebih dari 10.000 orang per hari. Para wisatawan tidak hanya hanya mendatangkan pemasukan bagi kas daerah dan masyarakat sekitarnya yang menggantungkan hidup sektor pariwisata. Sampah pun menjadi produk sampingan. Menurut I Ketut Toyo Adnyana, manajer badan pengelola sampah Tanah Lot, setiap hari, ada 9 kubik sampah dari aktivitas pariwisata. Jumlah sampah plastik mencapai 1-2 kwintal dan batok kelapa muda mencapai 1.000 buah. "Yang lebih berat penanganannya adalah sampah batok kelapa,". Meski begitu, Ketut Toyo bisa bernafas lega menghadapi gunungan sampah itu. Berkat program pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang mendapat pendampingan dari perusahaan air kemasan Aqua, sampah batok kelapa tidak lagi jadi masalah tetapi malah membawa berkah. Ketut Toyo mengatakan program pengolahan sampah yang telah tiga tahun berjalan itu mampu mengatasi persoalan yang terkait dengan dampak lingkungan dari kegiatan pariwisata. “Kemampuan kami masih terbatas. Kami baru bisa mencetak briket dari 500 batok kelapa per hari.” Dia mengatakan briket batok kelapa itu dijual seharga Rp5.000 per kilogram. Pasarnya pun siap menyerap produk briket batok kelapa kelompok Gemaripah. Mereka berasal dari kalangan pelaku pariwisata, khususnya perhotelan. Briket itu dipergunakan untuk pengganti arang pembakar ikan atau daging panggang. selain itu, briket batok kelapa juga dipergunakan untuk terapi aroma. Terkait dengan program kebersihan kawasan Tanah Lot dari kotoran sampah, Ketut mengatakan pihaknya telah menggalakkan kegiatan Jumat Bersih secara rutin.
 Adanya Societal Marketing Orientation dari pihak pengelola atau desa adat di Pura Tanah Lot dilakukan dengan cara memberi ijin kepada masyarakat desa untuk berjualan disekitar area perjalanan menuju Pura Tanah Lot. Masyarakat desa sekitar berjualan berbagai macam Cenderamata khas Bali terutama daerah Tabanan tersebut. Sehingga masyarakat juga bisa memperlihatkan serta menjual hasil karya seni dari masyarakat desa. Dan masyarakat merasakan juga dampak positif dari wisata Pura Tanah Lot tersebut. Selain itu, masyarakat sekitar juga memiliki keterampilan untuk membuat jajanan khas Tabanan yaitu Kelepon. Dimana kelepon tersebut memiliki cita rasa yang khas yang menjadi daya tarik para wisatawan. Sehingga masyarakat merasakan dampak positif dari industri pariwisata tersebut dan memiliki penghasilan yang bisa melancarkan perkenomian serta mensejahterakan kehidupan masyarakat Desa Beraban, Tabanan.

Dengan adanya Suitainaible Tourism Development mampu memberikan keuntungan dan hal yang perlu diperhatikan dan dipertahankan pada destinasi wisata Pura Tanah Lot yaitu dilihat dari segi keunikan seni pada lukisan-lukisan yang menjadi daya tarik wisatawan. Maka dari itu masyarakat harus mempertahankan dan mengembangkan keunikan yang ada pada lukisan serta mendalami bakat seni lukis yang mereka miliki. Sehingga para wisatawan menjadi semakin tertarik dan ingin kembali mengunjungi ke Pura Tanah Lot. Masyarakat juga harus mempertahankan cita rasa dari jajanan khas tabanan yaitu kelepon. Karena jika cita rasa daripada kelepon itu sendiri mengalami penurunan, maka akan mengurangi minat wisatawan untuk membeli kelepon tersebut. Selain itu, masyarakat juga perlu mempertahankan budaya yang sangat kental yang menjadi tujuan utama wisatawan untuk berkunjung ke Pura Tanah Lot.  Yaitu dengan cara menjaga kelestarian yang ada di Pura Tanah Lot seperti Ular Suci yang dipercaya bisa mengabulkan permintaan bagi setiap orang yang menyentuh bagian kepala ular suci tersebut dan juga tempat melukat yang mampu menyucikan atau membersihkan diri  serta menyembuhkan diri dari segala penyakit non medis yang menjadi kepercayaan masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar